Dan harus diakui, belakangan ini banyak orang makin berusaha keras mencari uang lebih banyak demi mencukupkan kebutuhan hidup. Bagaimana tidak, dengan naiknya harga kebutuhan pokok, uang yang banyak pun hanya bisa mencukupkan sedikit.
Bahkan banyak orang kristen, tanpa disadari, juga masuk dalam 'perlombaan' yang sama ... 'perlombaan' bekerja keras mencukupkan kebutuhan hidup.
Pertanyaannya adalah, "Haruskah mereka yang percaya kepada nama Yesus berada dalam 'perlombaan' ini juga?"
ANUGERAH 'KEMISKINAN YESUS'
2 Korintus 8:9, "Karena kamu telah mengenal kasih karunia (anugerah) Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."
Yang perlu kita kenali di hari-hari ini adalah anugerah 'kemiskinan Yesus'. Tahukah Anda, bahwa Yesus telah rela menjadi miskin seumur hidupnya di muka bumi demi kita? Ya, secara jasmani selama kurang lebih 33,5 tahun hidupnya di bumi, Yesus hidup dalam kemiskinan. Ada yang beranggapan, kemiskinan Yesus yang disebut dalam 2 Korintus 8:9 adalah miskin secara rohani. Bila benar demikian, bagaimana mungkin Yesus bisa membagikan berkat rohani kepada banyak orang?!
Lukas 2:24, "... dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati."
Berdasarkan ketetapan tentang jenis persembahan (korban) yang tercantum dalam kitab Imamat 12:28, maka persembahan korban yang dipersembahkan Yusuf untuk pentahiran bayi Yesus di bait Allah, tergolong ketetapan bagi yang tidak mampu mempersembahkan kambing atau domba. Dari sini kita tahu tingkat perekonomian Yusuf, ia seorang tukang kayu miskin. Yesus lahir dalam keluarga yang miskin.
Kata "menjadi kaya" dalam 2 Korintus 8:9 berdasarkan bahasa aslinya (Ibrani) memiliki beberapa arti:
> menjadi berkelimpahan
> menjadi kaya
> bertambah kaya
Dengan kata lain, untuk memiliki hidup berkelimpahan secara jasmani, kita tidak perlu lagi bekerja keras, karena Yesus telah 'membayarnya' bagi kita. Kehidupan yang berkelimpahan secara jasmani adalah ANUGERAH KRISTUS. ... Nampaknya, sudah waktunya kita berhenti bekerja keras untuk mencukupkan kebutuhan hidup, termasuk di era kehancuran ekonomi sekarang ini. Hiduplah di dalam anugerah Allah, 'kemiskinan Yesus'.
BEKERJA ATAU BEKERJA KERAS?
2 Tesalonika 3:10, "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."
Banyak pihak menggunakan ayat ini untuk membenarkan bersusah payah atau bekerja keras demi memenuhkan kebutuhan hidup. Kita harus membedakan antara bekerja & bekerja keras. Lagi pula, ayat 2 Tesalonika 3:10 ditujukan Paulus pada orang-orang yang tidak mau bekerja namun sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Simak perkataan Paulus berikut ini:
2 Tesalonika 3:11-12, "Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri."
Hidup dalam anugerah 'kemiskinan Yesus' bukan berarti hidup bermalas-malasan. Kerjakan apa yang telah Tuhan serahkan ke dalam tangan Anda untuk dikerjakan, bekerjalah dalam kesetiaan, kebenaran dan ketekunan. Namun bila penghasilan Anda belum memenuhi kebutuhan hidup, janganlah 'ngotot' bekerja 'overtime'. Karena Tuhan yang akan menambahkan kekurangan tersebut kepada Anda.
Matius 6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
(Ada sebuah kenyataan di bawah matahari, mereka yang bekerja keras untuk memenuhkan kebutuhan hidup, tidak lagi mampu untuk mencari kerajaan Allah & kebenarannya dalam porsi yang seharusnya. Mereka keletihan, waktu juga tenaga mereka telah terkuras untuk memenuhkan kebutuhan hidup.)
PENTING!!!
Mengenal & hidup di bawah anugerah 'kemiskinan Yesus' adalah sesuatu yang penting di hari-hari ini. Karena kita tidak perlu lagi bersusah payah untuk mencukupkan kebutuhan hidup. Yesus telah menjadi miskin demi kita, Ia menanggung kemiskinan kita, dan itu membuka pintu menuju hidup yang berkelimpahan.
Ia telah melakukan bagian-Nya, bagian kita adalah percaya bahwa di dalam anugerah-Nya kita telah hidup berkelimpahan secara jasmani. Pertanyaannya:
Loading...